Penantian Seorang Pria Untuk Pujaan Hatinya
Putih abu-abu, dimana kata kebanyakan orang adalah masa yang paling indah, tapi fakta berkata lain. Masa itu adalah masa yang suram bagi saya. Nilai anjlok, suka sama kakak kelas gak berani bilang, dan parahnya lagi, untuk seorang siswa, apa lagi berasrama, saya adalah salah satu siswa yang paling sering bolos. Yah begitulah 3 tahun saya di SMA, dan selama itu pun saya tetap bertahan dengan penantian akan gadis sebrang, walau penantian yang saya lakukan itu tak pasti. Ya, mungkin banyak teman-teman yang taunya saya suka sama teman seangkatan, tapi nyatanya, itu hanya kamuflase. Jahat? Ya, itu yang saya pikirkan, mungkin saya terlalu jahar karena saya menjadikan teman saya sebagai umpan.
Akhirnya saya gak tega, dan saya mulai fokus pada dia yang memang saya suka sejak empat tahun yang lalu. Mungkin saat ini saya belum bisa bersama dia, tapi saya percaya, bahwa tuhan itu maha adil. Saya gak tau perasaan dia, yang jelas sekarang dia punya pasangan, dan saya gak niat buat ngeganggu, biar dia bahagia dengan pilihannya, dan saya senang melihatnya tertawa, bahagia, walau dalam hati rasanya sakit. Tapi itu adalah pilihan saya, yang masih nunggu orang yang jelas-jelas punya pacar. Mbah biyen dulu pernah bilang, "nek janur kuning gong mlengkung neng ngarep omahe, awakmu isek iso ngolehne wong seng mok ser iku". Nah inilah yang saya jadikan penyemangat.
Bukan sebuah alasan untuk menyerah pada keadaan, terkadang kita juga harus memanfaatkan keadaan itu sendiri. sebuah mimpi, sebuah cita-cita, selalu ada alur untuk menggapainya, tak mungkin seorang menjadi manager tanpa nerasakan menjadi karyawan, tak mungkin menjadi guru tanpa dulunya menjadi murid.
Cerita diatas adalah garis besar dari kisah seorang berinisial A yang di suka kepada kakak kelasnya dengan inisial N. yang kini A dan N masuk disebuah perguruan tinggi yang sama. Untuk A, mungkin kisah detailnya akan saya post pada minggu berikutnya, tapi ber episode. Panjang sih kisahnya...
Waahh 🤩
BalasHapus