Cara mempercepat pertumbuhan tulang
Pada intinya, pertumbuhan tulang akan terjadi bila tercukupi kebutuhan tubuh akan kalsium, vitamin D, dan sinar matahari. Bila salah satu faktor tersebut tidak tercukupi, maka pertumbuhan tulang tidak akan optimal.
Kalsium tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan diambil dari makanan. Kebutuhan tubuh akan kalsium perhari kurang lebih sebagai berikut :
- Bayi 0–6 bulan, 400 mg
- Bayi 6–12 bulan, 600 mg
- Anak 1–10 tahun, 800 mg
- Usia 11–24 tahun, 1,200 mg
- Diatas 24 tahun, 800 mg
- Wanita hamil butuh tambahan (RDA) 1.200 mg
- Usia lanjut harus mengkonsumsi hingga 1.500 mg
Makanan yang dianjurkan sebagai sumber kalsium, antara lain keju dan makanan yang terbuat dari keju, yogurt, susu dan makanan yang terbuat dari susu, ikan Sarden dan ikan lainnya yang dimakan bersama tulangnya, sayuran yang berwarna hijau gelap seperti bayam, kangkung dan lain lain, sereal, jus jeruk, kacang kedelai dan makanan yang terbuat dari kedelai, susu kedelai, roti, makanan yang berasal dari biji bijian, wafel. Suplemen kalsium dapat juga dikonsumsi, walaupun tingkat absorpsi oleh tubuh tidak sebaik kalsium yang diperoleh lewat makanan. Bentuk suplemen kalsium dapat berupa tablet, minyak ikan, dsb. Untuk contoh yang lebih spesifik mengenai jumlah kandungan kalsium pada tiap makanan, dapat dibaca di http://www.faqs.org/nutrition/Ca-De/Calcium.html
Vitamin D dapat diproduksi di kulit bila terpapar sinar matahari. Bila paparan sinar matahari tidak mencukupi maka diperlukan tambahan yang berasal dari makanan. Kebutuhan vitamin D (bila tidak terkena paparan matahari) setiap hari (tidak terpengaruh oleh berat, jenis kelamin, masa hamil atau menyusui) :
- Lahir hingga 50 tahun, 5 µg (200 IU)
- 51–70 tahun, 10 µg (400 IU)
- 71+ tahun, 15 µg (600 IU)
Makanan yang mengandung vitamin D :
Ikan yang berlemak :
- Catfish (ikan lele, sembilang/lele laut, dsb), 85 g mengandung 425 IU (5 IU/g)
- Salmon, matang, 100 g mengandung 360 IU (3.6 IU/g)
- Mackerel, matang, 100 g mengandung 345 IU (3.45 IU/g)
- Sardines, kaleng, dalam minyak,ditiriskan, 50 g mengandung 250 IU (5 IU/g)
- Tuna, kaleng, dalam minyak, 100 g mengandung 235 IU (2.35 IU/g)
- Belut, matang, 100 g mengandung 200 IU (2.00 IU/g)
Telur (kuning dan putih lengkap), mengandung 20 IU (0.33 IU/g) untuk telur seberat 60 g
Hati sapi, matang, 100 g mengandung15 IU (0.15 IU/g)
Minyak ikan, seperti cod liver oil, 1 Tbs. (15 ml) mengandung 1360 IU (90.6 IU/ml)
Jamur (satu - satunya sumber nabati vitamin D) 100g mengandung 14 IU (0.14 IU/g), (bila terpapar sinar UV) 500 IU
Menu makanan Indonesia yang umumnya mengandung ikan - ikanan, tempe/tahu, sayuran hijau, dan telur tentunya sudah cukup menunjang kebutuhan tubuh akan kalsium dan vitamin D. Sinar matahari yang melimpah di Indonesia juga dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan vitamin D. Bila karena suatu hal, kebutuhan tidak dapat dicukupi dengan makanan (misalnya pada anak - anak yang sulit makan), sebagai solusi akhir dapat diberikan suplemen, seperti minyak ikan (dijual secara komersial).
Kalsium tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan diambil dari makanan. Kebutuhan tubuh akan kalsium perhari kurang lebih sebagai berikut :
- Bayi 0–6 bulan, 400 mg
- Bayi 6–12 bulan, 600 mg
- Anak 1–10 tahun, 800 mg
- Usia 11–24 tahun, 1,200 mg
- Diatas 24 tahun, 800 mg
- Wanita hamil butuh tambahan (RDA) 1.200 mg
- Usia lanjut harus mengkonsumsi hingga 1.500 mg
Makanan yang dianjurkan sebagai sumber kalsium, antara lain keju dan makanan yang terbuat dari keju, yogurt, susu dan makanan yang terbuat dari susu, ikan Sarden dan ikan lainnya yang dimakan bersama tulangnya, sayuran yang berwarna hijau gelap seperti bayam, kangkung dan lain lain, sereal, jus jeruk, kacang kedelai dan makanan yang terbuat dari kedelai, susu kedelai, roti, makanan yang berasal dari biji bijian, wafel. Suplemen kalsium dapat juga dikonsumsi, walaupun tingkat absorpsi oleh tubuh tidak sebaik kalsium yang diperoleh lewat makanan. Bentuk suplemen kalsium dapat berupa tablet, minyak ikan, dsb. Untuk contoh yang lebih spesifik mengenai jumlah kandungan kalsium pada tiap makanan, dapat dibaca di http://www.faqs.org/nutrition/Ca-De/Calcium.html
Vitamin D dapat diproduksi di kulit bila terpapar sinar matahari. Bila paparan sinar matahari tidak mencukupi maka diperlukan tambahan yang berasal dari makanan. Kebutuhan vitamin D (bila tidak terkena paparan matahari) setiap hari (tidak terpengaruh oleh berat, jenis kelamin, masa hamil atau menyusui) :
- Lahir hingga 50 tahun, 5 µg (200 IU)
- 51–70 tahun, 10 µg (400 IU)
- 71+ tahun, 15 µg (600 IU)
Makanan yang mengandung vitamin D :
Ikan yang berlemak :
- Catfish (ikan lele, sembilang/lele laut, dsb), 85 g mengandung 425 IU (5 IU/g)
- Salmon, matang, 100 g mengandung 360 IU (3.6 IU/g)
- Mackerel, matang, 100 g mengandung 345 IU (3.45 IU/g)
- Sardines, kaleng, dalam minyak,ditiriskan, 50 g mengandung 250 IU (5 IU/g)
- Tuna, kaleng, dalam minyak, 100 g mengandung 235 IU (2.35 IU/g)
- Belut, matang, 100 g mengandung 200 IU (2.00 IU/g)
Telur (kuning dan putih lengkap), mengandung 20 IU (0.33 IU/g) untuk telur seberat 60 g
Hati sapi, matang, 100 g mengandung15 IU (0.15 IU/g)
Minyak ikan, seperti cod liver oil, 1 Tbs. (15 ml) mengandung 1360 IU (90.6 IU/ml)
Jamur (satu - satunya sumber nabati vitamin D) 100g mengandung 14 IU (0.14 IU/g), (bila terpapar sinar UV) 500 IU
Menu makanan Indonesia yang umumnya mengandung ikan - ikanan, tempe/tahu, sayuran hijau, dan telur tentunya sudah cukup menunjang kebutuhan tubuh akan kalsium dan vitamin D. Sinar matahari yang melimpah di Indonesia juga dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan vitamin D. Bila karena suatu hal, kebutuhan tidak dapat dicukupi dengan makanan (misalnya pada anak - anak yang sulit makan), sebagai solusi akhir dapat diberikan suplemen, seperti minyak ikan (dijual secara komersial).
Komentar
Posting Komentar