Selada untuk isi lahan sela

     Ketika ada kata selada disebut maka yang tersirat dalam benak saya tentu selada air atau watercrass bahasa latinnya Nasturtium officinale. Karena sejak balita sampai SMA kalau makan selada ya selada air ini di tempat saya biasa disebut dengan bribil. Biasa di kampungku selada air dikonsumsi dalam keadaan matang seperti disayur bening, dioseng maupun dibikin urap. Wah enak deh pokoknya kalau makan masakan selada air ini, tetapi ada juga yang mengkonsumsi mentah sebagai lalapan. Saya suka selada air karena yang harganya terjangkau dan teksturnya yang lembut/mudah hancur saat dimasak serta memiliki tekstur yang khas.
     Setelah merantau kita mulai lah berkenalan dengan selada yang seusungguhnya ini, nama latinnya Lactuca Sativa. Kenapa ya di indonesia dinamakan selada mungkin karena memang digunakan sebagai salad/lalapan? Ya yang jelas selada ini penulis mengenalnya sebagai lalapan di warung pecel lele/ayam, warung makan yang menyediakan lalapan, dan ada dilapisan  burger.

     Kemudian apa bedanya selada dengan lettuce. Terkadang ini yang muncul dalam pikiran saya karena banyak yang pesan benih misalkan orang pesan selada, lettuce, pakchoy…dll. Memangnya beda ya selada dengan lettuce? Pendapat saya sih sama saja selada dengan lettuce itu dimana istilah bahasa Indonesia menggunakan kata selada sedangkan  lettuce itu istilah dalam bahasa inggris. Mohon koreksinya kalau ada yang salah
 
Macam-macam Selada

     Dulu selada yang saya kenal ya selada yang biasanya buat lalapan di warung makan atau burger saja. Selada keriting lah istilahnya, paling pernah lihat di supermarket selada yang bentuknya krop seperti kol. Namun sekarang setelah menjadi penjual benih, penulis jadi mengetahui rupanya banyak jenis-jenis selada ini. Terlebih lagi setelah booming budidaya hidroponik dikalangan masyarakat perkotaan semakin banyak permintaan benih selada yang bermacam-macam jenisnya.

     Jenis pertama yaitu selada daun longgar (looseleaf) atau crispa ini mencakup seperti selada yang paling umum diketahui masyarakat Indonesia yaitu selada keriting dan berwarna hijau. Sedangkan contoh lainnya ya selada keriting merah, bisa juga termasuk jenis ini selada yang tidak daunnya tidak keriting seperti sawi. Jadi ada selada yang bentuknya seperti sawi. Dan ada juga sawi yang keriting daunnya seperti selada. Intinya dari jenis ini cirinya adalah daunnya tidak saling nempel meskipun bergerombol seperti lollorosa termasuk jenis ini.
     Jenis kedua selada kepala atau head lettuce cirinya ya membentuk krop seperti kol/kubis. Jenisnya seperti head lettuce, iceberg, butterhead.
     Jenis ketiga adalah Romain atau cos. Kalau ini pertengahan atara jenis kedua dan pertama, tidak membentuk krop tapi daun saling rapat dan biasanya daunnya tidak keriting.
    Jenis keempat adalah selada batang. Ini selada yang batangnya besar dan memang dipanen untuk mendapatkan batangnya dan juga pucuk dan daun mudanya.
    Baiklah, disini saya akan berbagi tips bertanam selada.

Penyemaian

Biji selada bentuknya pipih dengan warna hitam atau putih. Bisa disemai di media rockwool, atau sekam bakar/arang sekam dan cocopeat. Saya pribadi lebih sering menggunakan arang sekam dan kokopit dan bisa sprout sekitar 3-5 hari setelah tebar benih.

Pindah Tanam

Kalau untuk hidroponik bisa dipindah tanam pada usia 1-2 minggu, sedangkan kalau ditanam langsung ditanah pindah tanam dilakukan pada usia 2-3 minggu setelah semai.

Panen

Masa panen untuk hidroponik biasanya 3-5 minggu setelah pindah tanam sedang kan kalau ditanah langsung biasanya 4-6 minggu setelah pindah tanam.

Tambahan

Adapun metode penyemaian tanpa perendaman baik di air hangat maupun air dingin dan tanpa perlakuan apapun, jadi langsung semai saja. Apabila dilakukan perlakuan sebelum semai mungkin didapat hasil yang lebih cepat tumbuhnya dibandingkan dengan data yang pondok kami peroleh. Media semai menggunakan 100% arang sekam ini berdasarkan pengalaman saya sendiri, membandingkan penyemaian dengan bahan lain seperti tanah, cocopeat dan yang lainnya. Ini mungkin karena arang sekam lebih steril jadi mengurangi resiko benih yang busuk dan berjamur, dan  juga aerasi nya bagus sehingga tidak terlalu lembab meskipun konsekuensinya harus tiap hari disiram.

Pupuk yang kami pakai adalah pupuk produk santri POMOSDA, yaitu MANUTA GOLD, ada dua jenis manuta, yaitu manuta atas dan bawah. POMOSDA juga mempunyai berbagai produk, seperti MARASAKE, PUPUK ASAP CAIR, MADU TANJUNG, KOPI TANJUNG, BERAS SEHAT JAWATAN (organik), BERBAGAI MACAM KARYA SANTRI, STIK NUMAMI, dan masih banyak lagi.

Jl. KH. Wachid Hasyim No. 312, Tanjunganom, Nganjuk, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur 64483.

Sejarah SMA POMOSDA – PONDOK MODERN SUMBER DAYA A-TAQWA
https://sma-pomosda.sch.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tenang Lah...

Beach and Feeling

Masadepan adalah Sekarang